Mungkinkah Batam Menggaet 3 Juta Wisman

Wirya Silalahi

Barangkali banyak di antara kita belum tahu. bahwa Batam adalah kota wisatawan mancanegara (wisman) utama di Indonesia. Sebelum Covid 19, Batam menempati urutan 3 besar utk menggaet wisman.

Pada tahun 2019, dari total wisman di Indonesia 16,11 juta wisman, urutan pertama adalah Provinsi Bali, dengan 6,275 juta (40%) wisman, kedua Provinsi DKI Jakarta, dengan 2,498 juta (15,5%) wisman, dan ketiga Kota Batam, dengan 1,947 juta (12%) wisman.
Pada tahun 2020 dan 2021, wisman di Batam dan Indonesia, anjlok drastis karena dilanda covid-19.

Dan mulai bergeliat pada tahun 2022, saat covid-19 mereda. Pada tahun 2022, wisman ke batam telah mencapai 565 ribu wisman. Walaupun belum pulih benar, tapi mulai bergeliat. Kita harapkan dalam waktu 2 tahun ini, wisman ke Batam sudah menyamai tahun 2019 lalu, atau mencapai 1,9 juta wisman.

Seperti judul di atas, mungkinkah Batam bisa meraih 3 juta wisman….? Sebenarnya sangat memungkinkan, asalkan stakeholder pariwisata di Batam, bisa menyadari kekuatan utama dunia pariwisata Batam.

Secara ringkas demikian strateginya:
Walaupun Batam tidak semenarik Jogja dalam hal budaya, dan tak seindah Danau Toba dalam pemandangan alam, tetapi Batam lebih banyak mendatangkan wisman di banding 2 daerah tersebut.

Apa yang menyebabkan Batam lebih unggul mendatangkan wisata dari Jogja maupun Sumut, tidak lain dan bukan, karena letak Batam yang dekat dengan Singapore dan Malaysia. Wisman dari kedua negara ini mempunyai kontribusi sekitar 72% atau sekitar 1,4 juta dari total wisman ke Batam. Artinya 1,4 juta wisman dari Singapore dan Malaysia, sedang dari negara lain sebesar 600 ribu wisman, pada tahun 2019.

Mungkinkah kita membuat 2,4 juta wisman dari Singapore dan Malaysia. Orang Singapore dan Malaysia (Johor) datang ke Batam, karena weekend. Mereka datang ke Batam, karena ingin menghilangkan kepenatan rutinitas sehari-hari di daerah mereka. Batam ibarat puncak bagi warga Jakarta. Apalagi Batam masih lebih murah bila dibanding daerah mereka.

Inilah kata kunci pariwisata Batam: Wisata Weekend, dan bukan wisata budaya atau keindahan alam. Bila kita tahu wisata Batam itu Wisata Weekend, maka berbeda penanganan wisatanya.

Destinasi weekend itu, mereka ingin rileks, melepas kepenatan sehari-hari di Singapore/ Johor, contoh lapangan golf, restoran seafood, tempat refleksi, hiburan malam, dll. Destinasi seperti ini yg harus diperbanyak di Batam.

Selanjutnya mungkin, kemudahan untuk berkunjung ke Batam. Mungkin bisa dibuat semacan aplikasi di Singapore dan Malaysia, yg mempermudah warga mereka memesan tiket ferry, hotel dan taksi di Batam. Warga Singapore/Malaysia cukup memesan dari smartphone atau internet, dibuat suatu software aplikasi yg sangat mudah, sehingga gampang saja mereka memesan dari HPnya/internet.

Bila mereka gampang memesan tiket ferry ke Batam, memesan hotel di batam, dan memesan taksi/ taksi online. Akan membuat lompatan besar kedatangan mereka ke Batam.

Bila 1% saja penduduk Singapore dan Malysia yang berweekend ke Batam. Maka jumlah penduduk Singapore yang 5,5 juta dan Johor 500 rb jiwa, akan ada sekitar 60 ribu orang yg akan berweekend ke batam tiap minggu, atau setahun 3 juta wisman. Artinya setiap tahun akan ada 3,6 juta wisman per tahun.

Sekali lagi, ini potensi dan memungkinkan, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Memang tidak mudah mendapatkannya. Langkah pertama, rubah dulu mindset para stakeholder parawisata di Batam: WISATA WEEKEND.

Bila kita sadar akan hal ini, tentunya Pemko dan BP Batam fokus membuat destinasi wisata, untuk orang weekend di Batam.

Kedua, permudah cara orang Singapore dan Malaysia datang ke Indonesia. Buat aplikasi software seperti Traveloka, yg bisa membuat orang bisa memesan ferry, hotel dan taksi, dari smart handphone. Pemko atau BP Batam bisa menyewa konsultan untuk membuat aplikasi ini.

Ketiga, benahi transportasi di Batam. Baik taksi biasa maupun taksi online. Karena taksi online, sudah menjadi alat transportasi gampang dan murah di seluruh penjuru dunia. Tidak terkecuali di Indonesia dan Batam tentunya.

Mungkin Walikota dan Kepala BP Batam yg saat ini sudah satu orang, merangkap kedua jabatan ini. Bisa dengan mudah menjalankanya.

Bayangkan kalau ada 3 juta wisman di Batam, sesuai pengamatan BP Batam selama ini, rata rata wisman di Batam menghabiskan US $ 300 per wisman. Maka Kota Batam akan menghasilkan 3 juta x US$ 300 = US $ 900 juta atau Rp 13,5 T per tahun atau 4 x APBD Kota Batam. Suatu jumlah yg cukul signifikan.
Mungkinkah itu….?

Oleh: Ir. Wirya Putra Sar Silalahi
          Anggota DPRD Provinnsi Kepri
          Penasehat IA ITB Kepr