Desak Semua Leasing, Ketua DPC RCI Batam Minta Jawaban dalam Satu Minggu

MIMBARPUBLIK.COM, Batam – Kesabaran ditengah merosotnya perekonomiaan melahirkan berbagai polemik dimasyarakat, tak terkecuali pengusaha rental mobil di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Dalam wadah bernama Rent Car Indonesia (RCI) akhirnya mereka meminta kepastian kembali dalam hearing RDP di Gedung DPRD Kota Batam, Jumat (20/08/2021) lalu.

Komunitas Rent Car Indoneaia (RCI) merasa hak-haknya diabaikan ditengah situasi pandemi atau darurat kesehatan ini.

Dan konon katanya, surat permohonan pengajuan penangguhan angsuran atas nama Komunitas RCI tersebut sudah di layangkan jauh-jauh hari, namun kepastian tersebut tak kunjung menuai harapan.

Kini keadaan itu klimak, dimana harapan sebagai debitur seakan dikangkangi oleh para pemilik kepentingan (leasing-red), yang seakan enggan memberikan solusi ditengah kesulitaan.

Ketua DPC RCI Kota Batam, Prasetyo, mengatakan, selama belum ada keputusan jangan ada eksternal untuk lakukan penarikaan kendaraan.

“Dan untuk para leasing, tolong berikan jawaban dalam 1 minggu ini,” harapnya.

“Kalau bisa upayakan sebelum 1 minggu, sudah ada kejelasaan terkait skema yang diberikaan atau memberikaan solusi yang terbaik untuk meringankan kami,” ungkap Pras

Kami menunggu jawaban ini sudah lama, bahkan sekarang sudah masuk ke RDP ke 2, jadi kesabaraan itu sudah cukup.

Permintaan leasing untuk membuat pengajuan kembali pun sudah kami ikutin, jadi tidak ada alasan lagi.

Pras atau yang biasa dipanggil Romo mengatakan, permintaan pengajuan kami ini, tolong dijadikan atensi perusahaan pembiayaan, dan jadikan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang kami hadapi, agar kiranya penangguhan angsuran tersebut segera dipenuhi.

Hal senada disampaikan, anggota DPRD Kota Batam, Komisi 1, Utusan Sarumaha SH mengatakan, konsumen seharusnya kita apresiasi, sebab perusahaan tumbuh karena bapak-bapak ini, begitupun juga sebaliknya, artinya ke 2 (dua) nya simbiosis mutualisme dan saling menguntungkan.

Jadi, dalam situasi tertentu kita tidak boleh saling menyingkirkan, saling membunuh atau mematikaan satu dengan yang lain, tapi kita harus berikhtiar bagaimana memberikan solusi yang terbaik.

“Kalau kita hanya berpedoman pada teks perjanjian, saya pastikaan tidak ada solusi,” paparnya.

Utusan menambahkan, tolong buka komunikasi yang bagus, antara debitur dengan kredit dan saya pastikan ada solusi, ketika kita memiliki niat tulus dan baik.

“Semoga dalam minggu ini ada kabar baik, agar tidak berlarut-larut dan selesai permasalahanya,” harap Utusan.