Politisi PKB Sugianto Bersama BOS Sosialisasi PSR di Siak

Sekretaris Komisi II DPRD Riau, H Sugianto bersama PT Buana Orbit Sejahtera (BOS) menggelar acara sosialisasi.
Sekretaris Komisi II DPRD Riau, H Sugianto bersama PT Buana Orbit Sejahtera (BOS) menggelar acara sosialisasi.

MIMBARPUBLIK.COM, Siak – Guna mencapai target peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kampung Sialang Sakti, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Sekretaris Komisi II DPRD Riau, H Sugianto bersama PT Buana Orbit Sejahtera (BOS) menggelar acara sosialisasi.

Hadir juga saat itu, Dirut PT BOS Antoni. Kegiatan ini diikuti anggota Kelompok Tani Lestari, Ketua Kampung Sialang Sakti M Alim, PPL Kecamatan Dayun Warsono, Tokoh Masyarakat H Usman.

Sekretaris Komisi II DPRD Riau, H Sugianto mengatakan, Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) merupakan program kegiatan untuk mewujudkan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan.

Dikatakan Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, kegiatan ini bertujuan untuk mengganti kebun kelapa sawit yang memasuki usia tua 25 tahun atau tidak produktif.

“PSR ini juga mengganti kebun yang sudah tidak produktif lagi, atau mengganti kebun kelapa sawit rakyat yang terlanjur tertanam bibit tidak jelas. Rugi kalau petani tidak segera melakukan PSR ini,, khsusunya di Kabupaten Siak,”ujarnya kepada wartawan, Senin (22/3/2021).

Sugianto menyebutkan, untuk besaran dana PSR yang diberikan oleh BPDPKS untuk KUD dan Petani peserta PSR mengalami perubahaan dari yang semula 25 juta /hektar menjadi 30 juta/hektar.

Hal ini tertuang dalam Keputusan Direktur Utama BPDPKS No. Kep. 167/DPKS/2020 tentang Besaran Standar Biaya Dana PSR yang di biayai oleh BPDPKS.

“Di Siak ini kita punya kuota PSR di Siak 5000 hektare. Rugilah kita tidak melaksanakannya. Mari kita saling mendukung untuk bersama mensukseskan PSR ini,” imbuhnya.

Menurut dia, melihat kondisi kebun kelapa sawit rakyat saat ini, banyak ditemukan penggunaan bibit tidak jelas asal usulnya.

Kemudian, buah kelapa sawit atau sering disebut TBS (Tandan Buah Segar) yang ditanam secara tidak bagus akan menghasilkan TBS jenis dura.

Untuk diketahui, TBS  jenis dura dicirikan memiliki tempurung yang tebal dan daging buah (serabut) tipis. TBS jenis ini, banyak ditolak oleh pabrik kelapa sawit karena minyak yang dihasilkan hanya sedikit yaitu kurang dari 19 persen.

“Hal ini tentunya akan memberikan dampak kerugian bagi petani kelapa sawit.

Kondisi inilah yang menjadi perhatian pemerintah untuk mengambil langkah preventif dengan menggelar sosialisasi ini,”jelasnya.

Sementara Direktur Utama PT BOS, Antoni menambahkan, dengan adanya program PSR ini diharapkan ada perbaikan atau peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit rakyat untuk kedepannya.

Antoni menyebutkan, sosialisasi peremajaan kelapa sawit ini sangat penting. Sebab, peningkatan produksi kelapa sawit ini diharapkan dapat menjadi andalan sub sektor perkebunan dan diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian di daerah.

“Kami ingin bersama petani sawit disini meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan peremajaan perkebunan kelapa sawit. Untuk mencapai peningkatan produksi, produktivitas, pendapatan,dan kesejahteraan perkebunan kelapa sawit  Termasuk meningkatkan pemahaman para petani. Mari bersama kita sukseskan PSR ini,”paparnya.*