Sudah Enam Kali “Musrenbang”, Bangunan Pemecah Gelombang Belum Juga Terealisasi

Ket foto: posisi pemecah/Penahan ombak di Desa Suak Buaya, Kecamatan Posek, Kabupaten Lingga Senin 14/03/2022. Dok: Jiprizal.

MIMBARPUBLIK.COM, LINGGA-
Masyarakat memang selalu pada posisi mengharapkan sentuhan pembangunan oleh pemerintah, masyarakat juga selalu mensyukuri apa bila ditempat mereka mendapat porsi kue pembangunan tersebut.

Namun, pihak pemerintah, dalam memberikan kue pembangunan kepada masyarakat, diharapkan mengikuti keinginan masyarakat yang sudah diusulkan di setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik ditingkat Desa, Kecamatan maupun ditingkat Kabupaten serta ditingkat Provinsi.

Kenapa hal ini menjadi sorotan ? Karena, hasil kunjungan awak media kami di Desa Suak Buaya Kecamatan Posek Kabupaten Lingga, pada hari Minggu (13/03-2022) dan hari Senen (14/03-2022), lebih dari sepuluh orang warga yang dijumpai menceritakan harapan yang hampir sama kalimatnya, yaitu mereka membutuhkan “Bangunan Batu Pemecah Gelombang”.

Ketika ditanya oleh awak media kepada warga, kenapa harus “Bangunan Batu Pemecah Gelombang” yang menjadi skala prioritas?. Warga menjelaskan, “kalau musim angin Utara, gelombang yang menerpa bibir pantai yang juga ada berdiri rumah pemukiman, terjangan gelombang selalunya sangat kuat, sehingga membuat warga pemilik rumah menjadi khawatir”.

Ketika dikonfirmasi kepada Kades Suak Buaya M.Rabi, pada hari Senin (14/03-2022), diruang kerjanya, beliau menjelaskan, “bangunan batu pemecah gelobang, memang sangat diperlukan oleh desa kami, apa lagi ketika musim angin Utara”.

“Usulan bangunan batu pemecah gelombang ini, memang sudah selalu diusulkan saat Musrenbang, malahan sebelum saya menjabat sebagai Kepala Desa yaitu oleh Kepala Desa sebelum saya”, lanjut M. Rabi.

Dengan adanya warga Desa Suak Buaya sangat berharap adanya “Pembangunan Batu Pemecah Gelombang” yang notabene sudah selalu diusulkan pada setiap “Musrenbang”, maka pihak-pihak terkait, diharapkan dapat mengabulkan keinginan warga dan atau masyarakat desa Suak Buaya. (Jiprizal).