MIMBARPUBLIK.COM, JAKARTA – Ingat nama Sri Mulyono atau biasa disapa Mulyono?. Pria itu pernah berseteru dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2014 lalu karena tulisannya di Kompasiana berjudul “Kejarlah Daku Kau Terungkap”.
Loyalis eks mantan Ketua umum partai Demokrat itu saat ini dipercayai menjabat Sekretaris Jenderal atau Sekjen Partai Kebangkitan Nasional (PKN) yang diketuai I Gede Pasek Suardika.
Lelaki kelahiran Rembang, Jawa Tengah 14 September 1969 itu kini dikaruniai empat orang anak.
MULAI KARIR POLITIK
Pria bertubuh gempal itu menjajakan karir politik perdananya di partai Demokrat. Saat itu, dia dekat dengan Ketua umum partai Demokrat pertama Prof Subur Budisantoso. Dia pun sering mendapat julukan sekretaris pribadi prof Subur dari rekan-rekannya. Saat prof Subur menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mulyono pun menjadi Staf Khususnya.
Setelah Anas Urbaningrum terpilih menjadi Ketua umum partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat Mulyono pun menjadi loyalis Anas. Hingga akhirnya, ketika Anas di mundurkan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali Mulyono memilih hengkang dari partai berlambang Mercy itu.
Setelah hengkang dari partai Demokrat sekitar tahun 2013, Mulyono pun lompat ke partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura dan diberi jabatan sebagai Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Hanura 2016-2020. Saat itu, dia bergabung dengan Hanura kubu Oesman Sapta Odang alias OSO.
Pada tanggal tanggal 18 Juli 2018 Mulyono merasa tidak sreg lagi dengan kepemimpinan OSO. Hingga pada akhirnya ia pun memilih mundur dari kader Hanura.
Pada tanggal 6 Mei 2018 Mulyono bersama pendiri partai Demokrat HM Darmizal MS dan lain-lainnya mendirikan Ormas pendukung Jokowi saat akan maju menjadi calon presiden (capres). Ormas itu diberi nama Relawan Jokowi alias ReJO.
Lama tak terdengar suaranya dibelantika politik tanah air, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwajaya Palembang, Sumatera Selatan ini tiba-tiba menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPRD Jawa Tengah dari partai Nasional Demokrat atau NasDem.
Saat maju menjadi caleg dari partai NasDem tahun 2019 Mulyono bertarung di daerah pemilihan (Dapil) Jateng 2 yang meliputi Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga dengan nomor urut dua.
FOKUS DUNIA PENDIDIKAN
Tak lolos jadi anggota DPRD Jawa Tengah tahun 2019, suami dari Nurbaiti AMD itu fokus pada dunia pendidikan. Mengenyam pendidikan dan menuntaskan program doktor di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah impiannya saat itu. Berkat perjuangan kerasnya Mulyono akhirnya diwisuda dan resmi menyandang gelar doktor dari IPDN pada tahun 2020.
Setelah menyandang gelar doktor dari IPDN ia pun tetap fokus di dunia pendidikan. Hingga akhirnya pada Jumat 11 September 2020 Universitas Jayabaya mengeluarkan Surat Keputusan kepada Sri Mulyono menjadi Ketua Program Studi Magister Ilmu Administrasi Pasca Sarjana Universitas Jayabaya periode 11 September 2020 sampai dengan 10 September 2024.
JADI SEKJEN PARTAI KEBANGKITAN NASIONAL (PKN)
Sabtu 30 Oktober kemarin, Sri Mulyono mengumumkan jika dirinya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai Kebangkitan Nasional (PKN) yang didirikan oleh loyalis eks Ketua umum partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Sri Mulyono yang juga salah satu inisiator PKN, mengatakan, Pasek Suardika memang diminta menahkodai partai yang banyak diikuti dan didirikan oleh para loyalis Anas Urbaningrum (AU) tersebut.
“Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta Pasek untuk keluar saja dan merintis dari nol dan
lebih sehat,” kata Sri Mulyono.
Doktor ilmu pemerintahan ini mengaku,
Pasek menyatakan tidak enak meninggalkan Hanura karena sudah
kadung punya jalinan erat dengan banyak kader di daerah.
Menurut Sri Mulyono, sayang kemampuan dan pemikiran Pasek yang mumpuni di bidang politik tidak diberikan ruang berkreativitas. Akhirnya dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, Pasek Suardika bersedia.
“Begitu bersedia, Pasek meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah
Partai Kebangkitan Nusantara,” pungkas Sri Mulyono.
Redaksi